Selasa, 22 Oktober 2013

Oknum Anggota Polsek Bawang diduga Ngapeli Istri Orang

Batang, hariandialog.com/Dialog Anggota Shabara Polsek Bawang, Batang, Jawa Tengah, Bripka Sudigdo (57) ditahan di Mapolres Batang untuk menjalani pemeriksaan lanjut mempertanggungjawabkan tindakannya.
Kami akan menindaklanjuti. Dimohon kepada masyarakat untuk tenang dan terimakasih atas kepercayaan yang diberikn kepada kami,” ujar Kapolres Batang AKBP Widi Atmoko SIK.
Kronologi peristiwa terjadi pada hari Jumat malam (18/10) Digdo bertamu di rumah tetangganya sebut saja Wulan (30) hingga larut malam. Oleh warga sudah ditunggu di luar rumah hingga pukul 23.00 WIB dan Digdo diantar ke Mapolsek setempat. Kapolsek Bawang AKP Agus Poernomo Edy malam itu langsung merintahkan Kanit Provos Bripka Sutrisno memeriksa yang bersangkutan, kemudian usai pemeriksaan dimasukan sel.
Pagi harinya, Sabtu (19/10) diantar Kapolsek dan Kanit Provos diserahkan pada Kasi Propam Iptu Kendar. Selanjutnya diperiksa oleh anggota Pengamanan Internal (Paminal) Polres.
Jika terbukti bersalah, maka yang bersangkutan akan mendapat sangsi sesuai dengan hukum yang berlaku. Sebaliknya apabila tidak terbukti bersalah, tentunya alan direhabilitasi,” jelas Kasubag Humas AKP Makhsus.
Keterangan dari berbagai sumber, Digdo sudah berulang kali diperingatkan warga, termasuk tokoh masyarakat setempat, untuk tidak bertamu di rumah Wulan sebab yang bersangkutan mempunyai suami dan punya anak. Namun imbauan itu diabaikan dan masih saja nekat ngapel.
Disinyalir, oleh warga sekitar Dugdo pernah diminta menandatangani surat pernyataan bersegel untuk tidak lagi mendatangi rumah Wulan. Namun Digdo makin menjadi.
Selama ini jalinan kemitraan Polsek Bawang dengan masyarakat sangat harmonis dan akan tetap ditumbuh kembangkan. Karena itu warga berharap agar Kapolres selaku atasan menindak tegas pelaku,” ujar tokoh masyarakat setempat Chamdanudin. (kukuh)

100 Ijazah Tertahan di SMA Negeri 1 Ulujami

Pemalang, hariandialog.com/Dialog Seratus lebih ijazah kelulusan SMA Negeri 1 Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dari berbagai tahun kelulusan (tahun ajaran) tertahan belum diambil oleh yang bersangkutan.
Wali atau orang tua murid dari seratus lebih ijazah yang tertahan di sini, sudah diberitahu dan sudah diundang untuk mengambilnya segera ke sekolahan, jelas Kepala Sekolah (Kepsek) Sumanto melalui Wakil Kepsek Imam Junaedi pada Dialog kemarin (21/10).
Ijazah adalah dokumen pribadi bagi yang bersangkutan, oleh karena itu wajib diambil segera. Kami tidak menahan atau menghalang-halangi. Kalau terlalu lama disimpan di sekolahan kan tidak bermanfaat kegunaan ijazah tersebut. Kalau sudah diambil bagi yang bersangkutan bisa digunakan untuk melamar pekerjaan, melanjutkan sekolah, dan sebagainya, lanjut Junaedi.
Tertanhannya ijazah ini dikarenakan ada hal-hal yang belum diselesaikan seperti SOP, SPI, administrasi dan lain-lain. Sebenarnya bisa dirembug baik-baik jika wali murid mau datang. Terkait kondisi ekonomi lagi susah atau tidak mampu melunasi tanggungan tersebut bisa diselesaikan secara duduk bersama. Pasti ada jalan keluarnya.
Seperti halnya, hari ini Senin (21/10) wali murid atas nama Cokrowibisono bin Kiswanto kelas XII IPA 1 tahun ajaran 2012/2013 yang total tunggakan mencapai Rp.1.150.000,- dengan rincian SOP 550 ribu, SPI 350 ribu, Administrasi dan lain-lain 250 rb, datang langsung dengan keterusterangan (transparan) ketidakmampuan melunasi, maka secara langsung dari pihak sekolah memberi kebijakan seringan mungkin. Karena ijazah adalah milik mereka dan hak untuk dimiliki. Ijazah dan berkas lainnya langsung kami berikan, tandas Junaedi.
Dihimbau kepada wali atau orang tua murid SMA Negeri 1 Ulujami yang ijazah anaknya belum diambil sampai sekarang, dari berbagai tahu kelulusan, segera datang saja langsung ke sekolahan, tukasnya. (look)

Senin, 21 Oktober 2013

Ketekunan, Koruptor Pun Menjadi Sukses


O P I N I :

Di jaman serba instan ini, jika ada seseorang berlaku jujur, adil, tekun, dan atau prihatin kerapkali dianggap bodoh dan bahkan disebut ketinggalan sepur (red.kereta). Karena pemikirannya dianggap tidak waras oleh sebab tidak mau mengikuti sebuah arus. Akan tetapi yang paling mendasar dan tetap diperlukan adalah Sebuah Ketekunan dalam berbagai aspek kegiatan atau usaha.
Alam pada umumnya tidak akan ramah dan hanya orang-orang tekun sajalah yang bisa menjinakkannya. Hal ini telah dimanfaatkan oleh pelaku korupsi di negeri ini, sehingga mereka sukses dan berhasil menggondol sebuah kekayaan dalam waktu sekejap mata. Sangat sempurna memang.
Negeri ini penuh misteri, bahkan ada yang menyebut negeri sarang penyamun? 
Dan hanya dengan ketekunanlah yang mampu menyingkap sebuah misteri tersebut. 
Prosesnya pun panjang untuk mengupas tuntas misteri di negeri tercinta ini, dan kembali, hanya dengan ketekunanlah akan membuahkan sebuah hasil yang sejati. Nasib yang menimpa negeri ini sangat mengenaskan dan memprihatinkan adanya. Sebab pada dasarnya manusia itu sarat dengan kelemahan atau kekurangan dan hanya satu jalan ketekunan yang bisa mengatasi.
Seperti halnya Adam Clerk menghabiskan waktu 40 tahun untuk sebuah karya agungnya yaitu “terobosan lengkap Al Kitab”. Gibbon memerlukan waktu 26 tahun menyelesaikan “The Decline and Fall of The Roman Empire”. Ernest Hemingway menulis ulang “The Old Man and The Sea” 80 kali sebelum diserahkan pada penerbit. “Webster’s Distionary” diselesaikan dalam 36 tahun oleh Noah Webster. 
Sang Agatha Crysthi ribuan naskah yang telah dikirim selalu ditolak oleh redaksi dan pada akhirnya dimuat kemudian menjadi penulis besar dan jadi orang terkenal. Ketekunanlah yang mengantarkan mereka ke kursi kesuksesan.
Memang benar, seperti yang diucapkan Samuel Johnson, bahwa karya besar dihasilkan bukan oleh bakat akan tetapi karena ketekunan. Sebuah bakat akan abadi menjadi bakat semata jika tanpa usaha yang tekun dan kerja keras. Dan sebuah bakat akan berhenti dijalan atau hanya berjalan di tempat saja jika tidak diasah terus menerus.
Bagaimana hubungannya dengan negeri sarang penyamun ini?
Mereka mendasari langkah usahanya dengan sebuah komit ketekunan, alhasil saat ini oknum elite Demokrat (dan lain-lainnya) pun bergotong-royong telah sukses menjarah duit rakyat. Pejabat UPPK se Kabupaten Pemalang korup berjamaah. Kenapa disini pakai istilah gotong royong dan/atau berjamaah. Sebab tidak mungkin seorang koruptor main seorang diri berlenggang kangkung. Adalah hal yang mustahal, walau sulit untuk sebuah pembuktiannya.
Satu jurus yang mereka pakai yakni “Sebuah Ketekunan. Tidak ada jurus lain. Bagaimana dengan Ketua KPK Abraham Samad, apakah mau menggunakan jurus penawar jitu ini, yakni dengan “ketekunan” pulalah yang bisa memberangus habis sarang koruptor sehingga negeri ini bersih dari julukkan negeri sarang penyamun. Sebuah julukkan yang sangat memalukan ditangkap kuping, sangat menjinjikan ditatap mata, dan sangat membosankan digoyang lidah.
Terkait Abraham Samad, ini ada kisah barangkali bisa dibuat senapan untuk mengincar para korup yang berkeliaran. Sebuah peristiwa menarik pantas diilhami, Sir John Winston Churchill telah berjuang keras memerlukan waktu 3 tahun untuk naik dari kelas 8 ke kelas 9 karena ia punya masalah dengan bahasa inggris. Ironis, bahwa kelas “Oxford University” memintanya memberi pidato sambutan pada awal musim ujian. Churchill tampil tidak dengan penampilan standarnya. Cerutu, tongkat rotan, dan topi selalu menyertai kemanapun ia pergi. Saat ia mendekati podium orang banyak yang berdiri menyambut dengan tepukan meriah. Dengan membawa penampilan yang tak tertandingi, ia menenangkan massa, dan berdiri tegak penuh percara diri di depan para pengagum. Cerutu dilepaskan, topi diletakkan, dan ia memandang pada sidang yang menunggu. Otoritas terasa dalam suara Churchill ketika ia berseru, “Jangan Pernah Putus Asa!”
Suara itu menggema bagai halilintar menyambar telinga hadirin. Diam, membisu, dan hening. Sementara Churchill menampilkan cerutunya di mulut, menaruhkan topi di kepala, menopang badannya dengan tongkat, dan ia kemudian berlalu meningalkan panggung dengan tenang diiringi raut wajah takjub para pengagum. Pidato sambutannya berakhir disitu. Konon itulah pidato terpendek di dunia dengan pesan paling berkesan.
Oleh karena itu, “Jangan pernah putus asa, KPK!” walau digoyang dari sisi kanan dan kiri, dan ditarik mundur dari belakang, tetaplah maju. Jangan pernah putus asa, KPK! Tantangan dalam memberantas koruptor belum seberapa berat dibanding sang Nelson Mandela yang dikubur sampai leher dan kepalanya dikencingi sipir penjara, berulang-ulang disiksa, dengan tujuan menghancurkan mentalnya. Tetapi ia tetap tegar. Siksaan tidak dapat mengalahkannya. Ketidakadilan tidak mampu meluluhlantakkan bara api perjuangannya. Penjara 27 tahun yang dijalani tidak membuat jera atawa nglokro. Perceraian juga tidak bikin limbung kepribadiannya. Ia tidak pernah putus asa. Tidak pernah! Dan tidak pernah ada yang bisa mencokel semangatnya.
Hal ini bukan berarti mencontoh tokoh dari negeri sebrang, diharap di Indonesia muncul tokoh semacam “Mandela” Indonesia. Yang mau melangkah dengan akal sehat biar dunia terbelalak,  “Saya akan menguatkan keyakinan dan tekad belajar dari bagaimana orang berhasil mengalahkan kesulitan dan penderitaan mereka, dan saya tidak akan pernah putus asa sepanjang saya yakin bahwa saya benar,” itulah yang patut dicatat dari renungan kecil ini.
Roda pedati selalu berputar. Saat ini sang korup berdiri di atas angin, besuk, lusa, atau kapan pasti beralih posisi. Itu pasti. Ya, ketekunan, koruptor pun menjadi sukses. Dengan ketekunan pulalah koruptor bisa diberantas tuntas.

Pemalang, 16 Oktober 2013

Abdul Lukman Prabowo

Ka Perwakilan Surat Kabar Dialog eks Karesidenan Pekalongan (Kabupaten Brebes, Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten Batang) and Juru Gurit member of art ambassador bengkel seni Pandu Pemalang. Cp. 0877 6463 8055.

Sertijab Kapolsek Petarukan


Pemalanghariandialog.com/Dialog – Serah terima jabatan (Sertijab) Kapolsek Petarukan AKP Setiabudi Waspada, SH. pejabat baru dari Polres Pekalongan Kota menggantikan AKP Pranata, SH.MH. pejabat lama kapolres Petarukan yang kini dipromosikan menjadi Kasatlantas Polres Pekalongan Kota, dilaksanakan di halaman Mapolsek Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, belum lama ini (16/10).
Pergantian jabatan ini merupakan bagian dari mekanisme pembinaan karir personal yang perlu dan wajib dalam tubuh organisasi. Selain itu sebagai upaya peningkatn kinerja Polri yang lebih prima dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, melindungi, mengayomi dan penegak hukum, ujar Kapolres Pemalang AKBP Dedi Wiratmo SIK dalam sambutan Sertijab.
Kepada pejabat baru Kapolres Petarukan AKP Setiabudi Waspada SH, Kapolres berharap, agar segera menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi wilayah, mempelajari krakteristik, kenali tokoh-tokoh di Petarukan dan kembangkan inovasi yang positif untuk mengembangkan kinerja Polsek.
Pak Dedi, Kapolres Pemalang biasa dipanggil, mengucapkan selamat melaksanakan tugas baru sebagai Kasatlantas Polres Pekalongan Kota, semoga lebih suskses dan berhasil, kepada Pranata yang kurang lebih menjabat 3,7 tahun di Polsek Petarukan.
“Setiap muncul permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat, tepat dan tuntas tanpa timbul masalah baru,” lanjutnya.
Kepada anggota Polsek Petarukan dan Polres Pemalang umumnya agar memberikan dukungan kepada Kapolsek baru seperti halnya dukungan kepada Kapolsek sebelumnya. Juga kepada Ibu Setiabudi Waspada selamat bergabung di Bhayangkari Pemalang. Semoga memberi warna baru di Bhayangkari Petarukan utamanya, tandas Dedi. (look)

Mulai 1 Januari 2014 Gratis bagi Rakyat Miskin



Penyerahan 200 dus MP-ASI secara simbolik kepada perwakilan SKD Kecamatan Ulujami, Pemalang, oleh H.Budi Supriyanto, SH.MH. anggota DPR RI Komisi IX dari Partai Golkar. 
(foto: look/Dialog)

Pemalanghariandialog.com/Dialog – Mulai 1 Januari 2014 mendatang pelayanan di rumah sakit untuk pasien yang tidak mampu atau miskin tidak dikenai biaya alias gratis total. Tidak usah pakai kartu Jamkesmas, Jamkesda dan sebagainya, ujar H.Budi Supriyanto, SH.MH. anggota DPR RI Komisi IX dari Partai Golkar belum lama ini (19/10) di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Saya tidak ingin mendengar keluhan lagi ada pasien miskin ditolak oleh salah satu rumah sakit dengan alasan ini itu, tandas Mas Budi biasa dipanggil, dalam acara pemberian bantuan 200 dus MP-ASI, makanan pendamping untuk balita dan makanan tambahan ibu hamil ASI. Yang dihadiri kader Posyandu, anggota Sistim Kesehatan Desa (SKD) dan ibu/tim penggerak PKK, se Kecamatan Ulujami.
“Komisi IX adalah komisi air mata, bukan mata air,” lanjut Mas Budi. Banyak pengaduan datang dari TKI yang dirugikan oleh pihak-pihak tertentu, buruh-buruh yang kena PHK tidak memperoleh haknya, pelayanan kesehatan bagi orang miskin yang diabaikan begitu saja, dan lain-lain pengaduan di Komisi IX. Segala keluhan dari bawah akan dibawa, diusulkan dan diperjuangkan ke Pemerintah Pusat.
Tambah Mas Budi, dikatakan bahwa, “SKD adalah pahlawan tanpa tanda jasa,” tidak cuma guru saja yang berhak memperoleh predikat pahlawan tanpa tanda jasa. SKD adalah pahlawan, tiap bulan cuma mendapat dana intensif 10 ribu, kerja 24 jam simatupang (siang malam tunggu panggilan). Jika ada tugas ke luar kota selalu dengan transport dan biaya sendiri.
Terpisah, salah satu anggota SKD mengusulkan, agar uang intensif yang di bawah jauh kelayakan, sepuluh ribu rupiah per bulan ini agar ditinjau kembali dan diperhatikan oleh pemerintah kabupaten atau pusat. Kader SKD tidak menuntut menjadi PNS akan tetapi tugas yang diemban cukup berat jadi mohon diperhatikan, ujarnya. (look)

Masjid Al Muhsinin Susukan Kurban 4 Sapi 14 Kambing


Pemalanghariandialog.com/Dialog – Masjid Muhamadiyah Al Muhsinin Desa Susukan, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah di hari raya Idul Adha tahun 1434 H ini melaksanakan penyembelihan kurban sapi empat ekor dan kambing enam belas ekor.
Pimpinan Muhamadiyah ranting Susukan, Rokhman, melalui Ali Sodikin SPd anggota Dewan Ranting menjabarkan, bahwa kurban kali ini adalah murni swadaya warga Muhamadiyah ranting Susukan. Tidak ada titipan dari instansi atau caleg tertentu.
Disinggung akhir-akhir ini marak promosi oknum caleg tertentu, mengingat tahun ini adalah pasca tahun politik Indonesia, warga Susukan sudah bisa memilah-milah yang mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan politik sesaat. “Alhamdulillah, penyembelihan kurban murni niat ibadah tidak ditunggangi kepentingan politik praktis atau kepentingan oknum caleg yang disengaja mencari keuntungan pribadi,” lanjut Ali.
Empat ekor sapi kurban tersebut yang dikoordinir panitia kurban Masjid Al Muhsinin, ditopang dari swadaya 28 warga, yakni masing-masing sapi digotong 7 warga dengan harga kurang lebih 15 juta. Dan empat belas ekor kambing didapat dari 14 warga seharga 2,5 jt/ekor. Belum lagi warga Muhamadiyah yang kurban di rumah masing-masing.
“Pelaksanaan kurban sudah berjalan lama dengan cara swadaya dari tahun ke tahun. Kurban ini diselenggarakan semata-mata karena syiar Islam,” tandas Ali.
Kesadaran warga memang sudah ditanamkan jauh-jauh hari, didasari karena iman dan komit saling memberi kepada warga yang tidak mampu, lanjut Ali. Hal ini bisa saja dilaksanakan oleh siapapun dalam menjalankan ibadah kurban, dengan cara menabung tiap bulan 200 rb, maka tepat satu tahun tabungan tersebut cukup untuk membeli satu hewan kurban, seekor kambing besar. (look)

Karangasem Tanam Padi, Pelanggaran




Walau musim pelanggaran, petani Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tetap eksis bertanam padi dengan pengairan dari irigasi Bendungan Sokowati. 
(foto: look/Dialog).

Pemalanghariandialog.com/Dialog – Menurut kepala BMKG Tegal, Nurjaman, untuk wilayah eks Karesidenan Pekalongan yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang, pada Oktober ini sudah masuk musim pancaroba. Yang semula hujan diperkirakan turun awal Oktober mundur ke pertengahan November depan, hal ini oleh karena pengaruh siklon tropis. Hampir rata, untuk wilayah Pantura tersebut mengalami kekeringan dan kekurangan air.
“Agar semua pihak menghemat dalam pemakaian air yang tidak perlu,” ujar Nurjaman.
Walaupun musim tanam padi Oktober tahun 2013 ini adalah pelanggaran musim tanam, karena di sana sini sawah kering kerontang. Namun bagi petani Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, bukan halangan. Mereka tetap eksis menanam padi tanpa ada ketakutan kekurangan air. Pada kenyataan di lapangan air meruah.
Menurut Heri Kisnanto, Kepala Desa Karangasem periode ke-2 ini menjabarkan, “Petani serempak telah tanam sejak satu bulan yang lalu.” Pengairan sawah dilakukan dengan irigasi dari Bendungan atau Pintu Sokowati Pemalang. Petani tidak masalah dengan musim kemarau panjang yang melanda wilayah Pantura sehingga pada gagal panen di tempat lain.
 “Seratus hektar lebih sawah secara serentak tanam, satu bulan yang lalu,” ujar Mas Heri panggilan akrab. Kendala secara umum seperti serangan hama tikus masih bisa di atasi dengan grebeg secara kontinue hingga panen tiba.
Karangasem panen padi tiga kali dalam satu tahun karena tidak mengandalkan air tadah hujan, melainkan dengan irigasi Pintu Sokowati. Musim panen sebelumnya, menurut Mas Heri, termasuk sukses luar biasa, keluar 6 ton lebih gabah kering, dengan nilai tebas padi di sawah 21-24 juta per hektar. (look)

Pisang Berbuah Ganda



Pisang Berbuah Ganda. Fenomena alam bisa datang kapan saja, dimana saja dan dalam bentuk apa saja. Seperti yang terjadi di Dukuh Sukosari, Desa Sukorejo RT.014 RW.007 No.408 Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalonagn, Jawa Tengah, pohon Pisang Rajanangka milik Syarif (58) berbuah ganda dan ukuran sempurna. Bahkan, kata Syarif, sudah ada yang nawar membeli tapi belum dilepas oleh Syarif suami Wajem bapak dari lima anak, pemilik pohon unik tersebut. (foto: look/Dialog)

Senin, 14 Oktober 2013

Newsletter Metal Pantura #2

Newsletter
METAL PANTURA
Paguyuban Lapak Metal Pantura

( edisi #2 )
( Agustus 2013 )

Dari Abdullah bin ‘Amr Ra, ia berkata; “Rasulullah SAW bersabda: Berpuasalah tiga hari pada setiap bulan sama dengan sepanjang tahun.” (HR. Bukhari – Muslim)


Support your local metal scene:

LAKI-LAKI DAN ONGKOS TRANSPORTASI YANG TAK TERBELI

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Salam superrr...

Alhamdulillah, kita memasuki edisi kedua dan atas nama Paguyuban Lapak Metal Pantura mengucapkan Selamat Idul Fitri 1413 H. Mohon maaf lahir batin, taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakun. Dirgahayu Indonesia...

M E R D E K A . . . ! ! !

Pada edisi lalu dibahas mengenai 3 kelompok dalam scene metal di Pantura secara umum. Sekali lagi kita sampaikan bahwa pembahasan tersebut bukan bermaksud mengelompokan atau menghakimi personal maupun kelompok tertentu. Ini hanya sebuah analisa dan opini. Dari sini kita mengajak teman-teman untuk bersama-sama memajukan scene metal sesuai dengan apa yang kita bisa.
Jika kita bertanya, “Pernahkan temen-temen naik truk atau trailer dalam perjalanan (pulang/pergi) nonton acara?” pasti dijawab serempak, “Pernaaah!!!”
Lalu ditanya, “Kenapa?” maka ada variasi jawaban. Pertama, karena alasan ekonomi. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena ongkos transportasi tidak terjangkau. Kedua, karena naik truk atau trailer akan tampak lebih jantan sebagai lelaki. Maklum jiwa muda. Dan lain-lain alasan.
Selama kurang leb ih belasan tahun lamanya, rame-rame naik truk atau trailer untuk nonton acara menjadi alternatif utama transportasi. Banyak kenangan pahit, manis dan kebersamaan disitu.
Sangat disayangkan, tragaedi tahun lalu sekelompok baju hitam berusia belasan tahun melempari truk dengan batu, karena truk yang distop tidak mau berhenti untuk memberi tumpangan.
Metalheads bukan kriminal kawan, bukan binatang buas yang selalu memburu musuh. Metalheads punya etika.
Peristiwa itu terjadi dua tahun yang lalu ketika temen-temen mau pulang, lalu truk tidak mau berhenti akhirnya dilempari batu. Tanpa disadari, kemudian truk tersebut lajunya diarahkan ke kantor polisi terdekat dan melaporkan kejadian yang barusan dialami. Aparat keamanan pun langsung bertindak mendatangi lokasi acara dan membubarkan acara dengan paksa.
Ini terjadi saat menjelang sore di wilayah Jrakah Payung, Batang 24 April 2011, ketika acara Lembah Hitam #2 adalah sebuah insiden sebelum acara selesai.
Siapa yang dirugikan?
Jawabnya pasti pihak panitia yang dirugikan. Merembet ke pihak Metalheads lainnya yang ingin menikmati acara tersebut.
“Kawan, apakah mereka tidak berfikir dampaknnya sebelum berbuat? Lalu siapa lagi yang dirugikan?”
Imbas pahit akhirnya menimpa Metalheads di wilayah Pantura, seperti sulitnya perijinan dalam membuat acara. Dan mengimbas juga, ke fenomena atau tuduhan adanya temen-temen yang tidak tertib berlalu lintas, diantaranya suka naik truk atau trailer, nongkrong di pinggir jalan, suka rame-rame di lampu merah, ngamen dan nunggu tumpangan gratis.
Scene Metal Pantura benar-benar tercoreng mukanya oleh ulah segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya kerugian pun dialami secara kolektif atau berjamaah seperti ini. Kita tidak bisa lagi mengapresiasikan bentuk kecintaan terhadap musik, band dan temen-temen distro tidak bisa memasarkan merchandise dari temen-temen kita di lokasi acara. Secara global tidak bisa menikmati musik secara live.
Oleh karena itu melalui Newsletter ini kami mengajak bersama-sama menjaga eksistensi dan menjaga ketertiban sehingga kejadian senada tidak akan terulang lagi.
Perlu direnungkan bahwa memperbaiki citra baik membutuhkan waktu lama, nyaris aparat keamanan dan masyarakat pun menilai buruk tentang kita. Manusia tiada yang sempurna, punya kesalahan dan sebaik-baik manusia adalah yang berani mengakui kesalahan lalu meminta maaf dengan segera. Dan berani mengubah sikap.
Mari kita bangun suasana damai dan tertib.
Metalheads adalah pejuang bukan perusuh. Renungkan dan lakukan perubahan. Berfikir dulu sebelum bertindak.
Terakhir. Kami ucapkan terimakasih dan beribu-ribu mohon maaf kepada semua pihak yang terkait jika tulisan ini di kemudian hari menjadi mudhorot, sebetulnya, hal ini adalah sekedar ajakan untuk bareng-bareng bersikap baik pada orang lain (karnyenak tyasing sesami tuwin leladi sesamining dumadi).
Saalam Damai....!!!

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(disalin dan diedit oleh bengkel seni PANDU member of art ambassador Pemalang City (loOk) dari Newsletter (bulletin) Metal Pantura by Paguyuban Lapak Metal Pantura)

Wayangan, Hari Jadi SMP Negeri 03 Comal


Pemalang, hariandialog.com/Dialog SMP Negeri 03 Comal, yang beralamat di Jalan Pelita 1 Sarwodadi, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, hari jadi yang ke-28 jatuh pada bulan Nopember nanti (21/11) akan dimeriahkan dengan kesenian tradisional wayang golek semalam suntuk oleh Ki Dalang Wahidin dari Batang.
Usia 28 tahun atau 336 bulan ibarat buah lagi ranum-ranumnya, maka hari jadi kali ini benar-benar akan dimeriahkan oleh pihak sekolah, “Baru kali ini hari jadi SMP Negeri 03 Comal diselenggarakan dengan meriah,” ujar Kepala Sekolah Sejo Budi Raharjo belum lama ini.
Selain acara wayangan sebagai acara puncak, sebelumnya juga diadakan berbagai lomba antar siswa dan pemberian santunan ke masyarakat sekitar sebagai bhakti sosial. “Kami ingin memperkenalkan sekolah ini meluas keluar agar lebih dekat dengan masyarakat,” lanjut Mas Sujo panggilan akrab Kepala Sekolah.
Selama ini anak didik SMP Negeri 03 Comal banyak memperoleh prestasi yang patut dibanggakan di tingkat kabupaten. Dalam tahun ini, diantaranya sebagai Juara I MTQ tingkat Kabupaten, Juara I Basket tingkat Kabupaten dan Juara Liga Bintang Pelajar tingkat Kabupaten.
Semula akan diadakan Khitanan Masal peserta dari masyarakat sekitar sekolahan. Akan tetapi, bertepatan dengan bulan Muharan (Nopember) saat hari jadi (HUT) nanti, kegiatan sunatan masal dibatalkan. Untuk adat Jawa di bulan Muharam tidak baik digunakan untuk kegiatan khajatan seperti khitanan, pernikahan dan sebagainya, “Oleh karena itu khitanan masal diganti dengan pemberian santunan,” tanda Mas Sejo pada Dialog.
Dana kegiatan diperoleh dari swadaya, santunan para alumni SMP Negeri 03 Comal yang sudah mapan dan sukses, Guru dan Staf Tata Usaha dan dermawan yang tidak mengikat. Dengan adanya hari jadi yang dibuat secara rahat dan meriah dapat menarik simpati alumni yang belum bergabung, agar mau bergabung untuk kemajuan SMP Negeri 03 Comal.

Kegiatan ini diharapkan bisa memacu spirit belajar anak didik untuk lebih berprestasi. Dan kualitas sekolah yang memiliki 914 anak didik ini akan lebih maju dari sebelumnya, tukas mas Sejo. (look)

Propov Jateng 2017 Kota Tegal Siap Juara Umum

Tegal, hariandialog.com/Dialog Pekan Olah Raga Provinsi (Propov) Jawa Tengah yang XV tahun 2017 nanti Kota Tegal kejatuhan sampur sebagai tuan rumah. Dan sekaligus Kota Tegal menarget menjadi juara umum.
Penunjukan ini bersamaan dengan penutupan Propov Jateng XIV kemarin (12/10) di Banyumas oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko. Penetapan Kota Tegal sebagai tuan rumah mendatang ditandai dengan penyerahan bendera Propov Jateng dan Surat Keputusan (SK) oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah kepada Wali Kota Tegal, Ikmal Ilyas, yang didampingi Ketua KONI Tegal Hartono Santoso.
“Pembangunan sarana prasarana olahraga untuk kegiatan Propov Jateng 2017 akan segera dibangun,” ujar Ikmal. Ditargetkan pula pembangunan prasarana tersebut selesai total di tahun 2016.
Target sebagai juara umum bukan tidak mendasar. Kemarin di Banyumas yang semula ditarget masuk 10 besar malah menduduki peringkat 5 dari 21 cabang olahraga yang diikutkan, dari 42 cabang yang dilombakan pada Propov Jateng XIV.
Propov Jateng XIII yang terdahulu Kota Tegal cuma meraih peringkat 24 pada tahun 2009 yang diselenggarakan di Solo.
“Ini capaian prestasi luar biasa memperoleh peringkat lima,” tandas Ikmal. Sebab selama ini kontingen dari Kota Tegal selalu berada di posisi bawah.

Dalam waktu dekat ini akan dilakukan konsolidasi untuk program empat tahun ke depan. Selain melakukan evaluasi dan konsolidasi dengan seluruh atlet termasuk pelatih, semua akan dipersiapkan sejak awal. “Prestasi terbaik di bidang olah raga tidak datang dengan tiba-tiba,” ujar Hartono, Ketua KONI. (look)

Jumat, 11 Oktober 2013

Pantai Muara Sipe Ketapang Ulujami Nan Asri

Wisata Bahari yang Terlupakan

Pantai Muara Sipe Desa Ketapang, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, merupakan aset wisata bahari Desa Ketapang yang belum dieksploitasi (diperdayakan) secara maksimal. Namun pengunjung sudah banyak apalagi pada hari-hari tertentu.

Tampak foto di bawah ini begitu indah matahari terbenam dan barisan cemara yang begitu asri. (look)






Yang hoby mancing silahkan datang di sore hari sambil menikmati panorama sunset dan perahu melabuh.






Mbah Dion, penjaga Muara Sipe Ketapang (tengah)







Pemalang, UMK Naik 96,54%


Pemalanghariandialog.com/Dialog -  Besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pemalang, Jawa Tengah, tahun 2013 naik menjadi Rp.1.066.000,-  dan telah disepakati Dewan Pengupahan Daerah (DPD) baru-baru ini yang digelar rapat di hotel The Winner Pemalang.
Kepala Dinas Sosial Tenga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Sultanto selaku Kepala Dewan Pengupahan memimpin langsung rapat tertutup yang dihadiri kepala Kantor Statistik dan kepala Bidang Hubungan Industrial Syarat Kerja dan Pengawasan Dinsosnakertrans.
Hadir pula kepala Seksi Kesejahteraan Kerja dan Bina Jamsostek pada Bidang Hubungan Industrial Syarat Kerja dan Bina Jamsostek pada Bidang Hubungan Industrial Syarat Kerja dan Pengawasan Dinsosnakertraans. Ketua STIE Asholeh dari unsur akademi. Tampak pula Dewan Pimpinan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Ketua DPC Konferensi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Sekretaris DPC Persatuan Buruh Demokrasi Indonesia (PBDI) dan Ketua DPC Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Pemalang.
“Rapat pembahasan UMK sangat demokratis dan hasil kesepakatan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan UMK sangat baik, ada kenaikan besaran UMK-nya,” ujar Sultanto.
Pembahasan ini sebelumnya berjalan alot oleh karena salah satu Dewan Pengupahan yakni ketua DPC SPN Kabupaten Pemalang Abdul Goni tidak menyetujui dengan kesepatan penentuan angka KHL dan UMK tersebut di atas. “Angka KHL dan UMK belum sesuai tuntutan pekerja,” ujarnya. Goni menginginkan agar KHL yang digunakan untuk penentuan UMK adalah sebesar Rp.1.235.031,28.
Angka yang menjadi kesepakatan DPD adalah besaran KHL Rp.1.104.244,27 dan UMK menjadi Rp.1.066.000. tingkat capaiannya sebesar 96,54 persen. Selanjutnya besaran KHL dan UMK hasil rapat akan diusulkan kepada Pemkab untuk mendapat persetujuan bupati. (look)

Pemkot Pekalongan Hemat APBD 32 Miliar


Pekalonganhariandialog.com/Dialog – Instansi pengguna aplikasi Open Source Software (OSS) terbanyak di dunia adalah Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sehingga kemarin bertepatan dengan Pekalongan Week International 2013, Pemkot menerima piagam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) baru-baru ini (2/10).
Piagam diserahkan langsung oleh Ketua Umum sekaligus pendiri MURI, Jaya Suprana kepada Walikota Pekalongan HM. Basyir Ahmad pada pembukaan Pekan Batik Internasional (PBI) 2013 di Jetayu Kota Pekalongan.
“Penggunaan aplikasi OSS untuk jajaran Pemkot Pekalongan adalah terbanyak di dunia,” ujar Jaya. Ini terbukti bahwa aplikasi yang diterapkan Pemkot mencapai 18 aplikasi.
Belum ada instansi lain yang menggunakan OSS sebanyak itu, tandasnya, kami tidak mengakui ini sebagai rekor Indonesia. Tapi kami mengakui sebagai rekor dunia. Rekor dunia Indonesia, jelas Jaya.
Aplikasi OSS sebanyak itu menunjukan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara luar. Terutama dalam bidang Iptek maupun teknologi informatika.
“Bangsa kita adalah bangsa yang dahsyat,” tegas Jaya. Tapi kadang kita kurang percaya diri. Selalu, yang datang dari luar adalah dianggap paling bagus. Sebenarnya yang dihasilkan oleh bangsa kita sangat luar biasa.
Sesaat penerimaan piagam penghargaan bernomor: 6161/R.MURI/X/2013, Pemkot mendapat ucapan selamat dari Jaya Suprana, serta Staf Ahli Menristek Bidang Energi dan Material Maju, Dr. Idwan Suhardi yang hadir saat itu.
Terpisah, Basyir menjelaskan bahwa rekor MURI sebelumnya pernah dikantongi yakni rekor karya batik terpanjang di dunia pada tahun 2005 dan berlanjut ke rekor-rekor MURI lainnya. Dan dengan penerapan OSS ini Pemkot Pekalongan menghemat APBD hingga 32 miliar. (look)

980 Karyawan Mogok Kerja


Pemalanghariandialog.com/Dialog – 980 karyawan pabrik tekstik PT Candi Mekar, di Jatirejo Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah mogok kerja mulai pukul 06.00 WIB (2/10) berkerumun di depan pabrik.
Pabrik yang berada di tepi jalan raya Pantura ini tampak ramai dan menjadi perhatian bagi kendaraan yang berlalu lalang lewat jalan raya Pantura Jatirejo Pemalang. Aksi damai ini dikawal oleh aparat untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan. Mereka Cuma duduk-duduk dan berkerumun mogok kerja. Aksi mogok kerja berjalan damai bahkan satu teriakan pun tidak terdengar, hanya terlihat bendera Serikat Pekerja Nasional (SPN) yang dikibarkan oleh karyawan. 
Wakil ketua SPN PT Candi Mekar, Suparto memaparkan, “Aksi yang dilakukan karyawan ini bukan ujuk rasa, tapi sebuah aksi damai.” Ada 10 point tuntutan kesejahteraan yang mereka inginkan yaitu tunjangan prestasi, premi jamsostek agar sesuai dengan undang-undang, program pensiun agar dilaksanakan, pengembalian Tunjangan Hari Raya (THR), pencabutan pengumuman emergency perusahaan, penghapusan tenaga kerja kontrak, penambahan tunjangan uang makan, penambahan tunjangan uang jabatan, tunjangan uang premi hadir dan tunjangan masa kerja.
Hal in i dikarenakan kondisi perusahaan dalam keadaan normal dan bagus dilihat dari keluar masuknya barang. “Itu artinya kegiatan perusahaan sudah berjalan lancar,” lanjut Parto.
Mogok kerja ini akan berjalan sampai tuntutan karyawan dipenuhi oleh perusahaan, minimal sebagian tuntunan itu dipenuhi. Jumlah karyawan yang mogok mencapai 980 orang dari total karyawan PT. Candi Mekar.
Kepala Personalia PT. Candi Mekar, Adi Wijaya, secara terpisah menjelaskan bahwa perusahaan mengharagai sepenuhnya hak karyawan dalam mengeluarkan pendapat secara demokratis. Aspirasi mereka akan ditampung dan disampaikan ke Direksi. Terkait 10 tuntutan karyawan, segala sesuatu akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan. Apalagi beberapa bulan yang lalu perusahaan dalam kondisi kurang sehat karena persoalan bisnis. (look)

Selasa, 08 Oktober 2013

Metal Pantura di Comal Baru (Album)

KONSER METAL

Di Agrowisata Comal Baru
Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Minggu, 6 Oktober 2013

oleh : Event Organizer Bledeg Ngampar ( EO BN )











Jumat, 04 Oktober 2013

Peredaran Kosmetik Palsu Merebak


Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI) belum lama ini menemukan 451 kasus obat dan makanan ilegal, ujar Dra. Zulaimah, MSi.Apt. Kepala Balai Besar POM Semarang di depan pengusaha rumah kecantikan, ahli tata rias, ibu-ibu PKK dan Istri Kades se Kabupaten Pemalang di Hotel Regina Pemalang baru-baru ini.
Dalam kesempatan itu hadir H. Budi Supriyanto, SH.MH. anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan, “Pemberantasan kosmetik palsu dan ilegal perlu diupayakan segera bersama pemerintah, kementrian, kepolisian, bea cukai dan prosecutors.”
Peredaran kosmetik palsu selain membahayakan masyarakat, produk ilegal ini negara pun dirugikan milyaran rupiah tiap tahunnya, lanjut Budi.
Merebaknya kosmetik ilegal di Indonesia ini disebabkan akibat perdagangan bebas dan peredaran kosmetik dunia yang meningkat tajam. Sehingga oknum-oknum pelaku usaha dengan berbagai cara untuk mencari keuntungan. Maka, cara efisien produksi dan efektif yakni dengan pemakaian bahan berbahaya agar diraup keuntungan yang berlipat. “Jalan pintas ini sengaja diambil, bahkan ijin edar produksi pun sengaja dilanggar oleh pengusaha bandel. Waspadailah peredaran kosmetik palsu,” ujarnya pada Dialog. (sisono)

Paud Tunas Mulia dapat Bantuan 37 Juta



Bupati Pemalang H.Junaedi, SH.MM. bersama Ibu (Hj.Irna Setiawati, SE.) sumbang tembang duet Campursari “Prahu Layar”  (foto: kukuh/Dialog)

Bupati Pemalang (Pak Jun) feat Bu Jun:

Pemalanghariandialog.com/Dialog -  Bantuan sarana dan prasarana senilai 37 juta diserahkan  langsung oleh Bupati Pemalang H.Junaedi, SH.MM. kepada Paud Tunas Mulia, Desa Gintung, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah kemarin malam (25/9).
Penyerahan bantuan bertepatan dengan acara tasyakuran sedekah bumi yang dimeriahkan dengan hiburan wayang kulit semalam suntuk oleh dalang kondang asal Comal, Ki Mangun Yuwono, yang jebolan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, dengan lakon Wisanggeni Dadi Ratu (Wisanggeni Menjadi Raja).
Dalam sambutannya Junaedi berharap, agar makna yang terkandung dalam cerita pewayangan selain sebagai sarana tontonan juga dapat dipetik filosofi tuntunan hidup.
Selain itu, wayangan seperti ini juga upaya masyarakat Desa Gintung dalam ikut serta nguri-uri (melestarikan)  seni budaya bangsa yang adi luhung, yang harus tetap dipertahankan di tengah-tengah era kesejagadan (globalisasi) ini.
Pak Jun, Bupati Pemalang biasa dipanggil yang didampingin Bu Jun, menandaskan agar masyarakat Desa Gintung harus satu langkah satu hati satu tujuan untuk mbangun desa. Dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat desa Gintung.
“Sedekah bumi adalah ujud syukur pada Allah SWT yang telah memberi rakhmat dan hidayah sehingga, diantaranya, tanah pertanian subur dan kemarin lahan tanah sawah seluas 46 hektar telah panen raya denan sukses, diperoleh hasil gabah pletik kering mencapai 6 ton per hektar,” ujar Rijono Kepala Desa Gintung kepada Dialog.
Keberhasilan ini terlaksana karena partisipasi warga yang guyup rukun dalam bekerja mengolah sawah. Selain itu ditegaskan, bahwa maju mundurnya desa tergantung dari konstribusi warga desa Gintung, lanjut Rijono. (kukuh)

Kades Rijono bersama Ibu

Wisanggeni dadi ratu
 
Gayeng campursari