Senin, 27 Januari 2014

Hindari Lubang, Bus Njebur Ke Sungai


Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Hujan deras yang mengguyur kota Pemalang sejak satu minggu terakhir ini membuat jalan Pantura Pemalang rusak parah dan banjir pun rata melanda di daerah-daerah yang rendah. Jika tidak hati-hati, pemakai jalan yang melintas akan bernasib buruk, seperti yang dialami PO. Pahala Kencana Nopol B-7906-IZ dari arah timur jurusan Malang-Jakarta, dini hari 03.10 WIB (20/1) masuk ke sungai di selatan Jalan Raya Pantura, Desa Rawapanggang, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
PO. Pahala Kencana yang dikemudiakn oleh supir Dedi (30) dan kernet Kasno (42) semula ngebut, mengejar kemudian menyalip bus lain yang ada di depannya. Ketika masuk ke Jembatan Rawapanggang, di tengah jalan pada badan jembatan ada lubang, lalu bus tersebut mencoba menghindar dari lubang tersebut. Lacur nasibnya, akhirnya musibah telah menghampirinya. Kemudi tidak bisa dikendalikan dan bus langsung masuk ke sungai. Hal ini juga dibenarkan oleh Tansil (25) salah satu penumpang bus yang selamat.
Kecelakaan ini tidak ada korban jiwa, empat korban luka dari dua puluh lima penumpang langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat Siaga Medika Pemalang. Dengan harapan, biar selamat menghindari lubang malah masuk kesungai. Untung tidak ada korban jiwa dan lalu lintas masih lenggang. (look)

Brebes Gelar Pilkades Meski Banjir Merajalela


Brebes, hariandialog.com/Dialog – Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) digelar serentak sebanyak 37 desa hari Senin (20/1) di Kabupaten Brebes bagian utara, Jawa Tengah, meski banjir lagi merajalela dimana-mana termasuk di Kabupaten Brebes sendiri.
Dari tiga puluh tujuh desa, tercatat ada delapan puluh tiga calon kepala desa dari lima kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes, yakni Kecamatan Brebes, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Losari.
Bupati Brebes, Idza Priyanti, SE. mengharapkan agar semua calon dapat mengendalikan pendukungnya agar pilkades berjalan lancar hingga usai nanti.
“Intinya bagi semua calon kades harus siap sebagai menang dan siap untuk kalah,” lanjut Idza.
Kapolres Brebes AKBP Ferdy Sambo, mengatakan bahwa semua kontestan, yang sebelumnya sudah berikrar damai (16/1) di Pendopo Kecamatan Bulakamba, kini harus bisa menjaga keamanan. Untuk calon terpilih harus mampu melaksanakan tugas dengan baik. Bagi yang belum beruntung juga harus tetap menjaga keutuhan keamanan di desanya masin g-masing.
“Untuk itu semua calon kepala desa harus bisa bersaing secara sehat,” kata Ferdy. (look) 

Warga Binaan Lapas Kota Pekalongan Tidur Sambil Berdiri


Pekalongan Kota, hariandialog.com/Dialog – Delapan ratus lebih warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Pekalongan, Jawa Tengah, tidur sambil berdiri dan kedinginan dikarenakan banjir telah masuk ruangan Lapas capai ketinggian 60-75 cm, kemarin malam Senin (19/1). Alas tidur dan kelengkapannya semua basah terendam air.
Kepala Lapas Pekalongan, Suprapto mengatakan, saat ini kondisi lapas bisa dikatakan tanggap darurat. Sebab seluruh ruangan termasuk kamar penghuni napi sudah terendam air. Yang menjadi kendala, sebagian besar warga binaan menolak untuk di evakuasi. Padahal jika tidak segera dievakuasi di khawatirkan para napi akan terserang penyakit.
Sambil menunggu negosisasi petugas dengan narapidana agar mau dievakuasi, pihaknya pun sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah Lapas di wilayah eks karisidenan Pekalongan seperti Lapas Brebes, Lapas Kota Tegal, Lapas Kabupaten Pekalongan maupun Rutan Rowobelang Kabupaten Batang.
Sementara ini baru enam puluh warga binaan yang mau dievakuasi ke Rutan Rowobelang Kabupaten Batang dan Lapas Nusakambangan. Untuk berjaga-jaga disiagakan 5 polisi yang bertugas secara bergiliran. 
Akibat air yang menggenang ini dapur masak Lapas Kelas 2A Kota Pekalongan lumpuh total termasuk sarana MCK. Masjid yang ada di dalam areal Lapas pun tidak bisa difungsikan. Dan berbagai serangan penyakit seperti gatal-gatal dan diare suda mulai menggejala. Genangan air yang masuk ke dalam ruangan disebabkan wilayah Lapas tersebut merupakan daerah rendah dan kantong-kantong air di sekitar tidak memadahi. Jadi, hampir sepanjang tahun ketika hujan lebat turun bisa dipastikan air masuk dan banjir.
Beberapa warga binaan yang tidak mau dievakuasi, mengatakan, bahwa di sini (Lapas Kelas 2A Kota Pekalongan) lebih enak dibanding dengan Lapas yang lain. Karena ruangan tergenang air, akhirnya yang mau tidur terpaksa dilakukan oleh warga binaan dengan posisi berdiri karena tidak tahan menahan kantuk. (look)

Jangan Kecelakaan Di Sini



Jangan Kecelakaan Di Sini. Barangkali sebuah himbauan atau sebuah peringatan sudah tidak mempan lagi bagi pengendara sepeda motor atau mobil yang melaju kencang di atas Jalan Raya Pantura Pekalongan, sehingga Sat Lantas Polres Pekalongan, Jawa Tengah, pun membuat beberapa spanduk yang dipasang kana kiri jalan raya. Diharapkan dengan adanya pemasangan pesan yang bersifat “larangan” tidak boleh kecelakaan di sini dan hati-hati dalam perjalanan Anda, ini bisa menjadi perhatian pemakai jalan raya agar lebih mengutamakan keselamatan dan angka kecelakaan pun dapat berkurang. (kukuh/Dialog)

Senin, 13 Januari 2014

Kepala Desa Pendowo, Kecamatan Bodeh, Belum Konsentrasi Kerja



“Belum Konsentrasi Kerja,” itulah sebuah jawaban yang nyaris memprihatinkan dari Durahman, Kepala Desa Pendowo, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Sudah pukul 08.00 WIB (9/1) suasana Balai Desa masih terkunci rapat. Belum ada perangkat desa satu pun yang hadir. Setelah Dialog konfirmasi ke rumah Kepala Desa barulah Durahman bergegas dan Balai Desa dibuka. Aneh. (kukuh)

PPD RI Bojong Tidak Dicampuri Politik Praktis



Musyawarah Luar Biasa (Muslub) PPDI Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, digelar di Aula Balai Desa Bojongwetan. (foto: Dialog/look)

Pekalongan, hariandialog.com/Dialog – Persatuan Perangkat Desa Republik Indonesia (PPD RI) Bojong untuk sekarang dan mendatang tidak dicampuri unsur politik praktis, ujar Ketua Terpilih PPD RI Bojong, Tabat, melalui Sekbid Advokasi & HAM, Hadi Prayitno, pada Musyawarah Luar Biasa (Muslub) PPDI Bojong di Aula Balai Desa Bojongwetan belum lama ini (12/1).
“Kami tidak berpikir untuk mendukung siapapun,” tandas Hadi.
Terkait politik praktis yang sedang hangat-hangatnya di tahun politik 2014 ini, Persatuan Perangkat Desa Republik Indonesia (PPD RI) Bojong yang baru terbentuk, hanya akan fokus ke pada politik kesejahteraan anggotanya.
Mulai hari ini PPD RI Bojong sudah terbentuk, dan secara otomatis PPDI Bojong yang ada telah membubarkan diri, lanjut Hadi, dan kini melebur ke dalam wadah baru yakni PPD RI Bojong.
“PPDI Bojong tidak dibubarkan, sebab yang berhak membubarkan adalah wewenang dari PPDI Kabupaten,” ujar Hadi.
Berdirinya PPD RI Bojong ini sudah menjadi kesepakatan bersama anggota yang hadir pada Muslub PPDI. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus (LPJ) tahun 2013 semula tidak diterima oleh anggota, setelah ada penjelasan dari Hadi yang juga Ketua Muslub tersebut mengenai LPJ, akhirnya anggota secara kompak menerima LPJ dan gabung ke kepengurusan baru PPD RI.
Beberapa karya PPDI yang diraih pada tahun lalu 2013 antara lain memberi santunan Rawat Inap kepada 19 perangkat desa dan 1 perangkat desa yang meninggal dunia. Selain itu PPDI juga melakukan pendampingan ke-6 perangkat desa yang terkena kasus pribadi, karena menyangkut keselamatan jabatan yang diembannya.
Meleburnya PPDI Kecamatan Bojong sudah tekad dan sepakat bulat. Apalagi sebuah Muslub adalah keputusan tertinggi dalam organisasi. Bergabung ke PPD RI sangat beralasan beralasan, tegasnya, hal ini karena terkait UU Nomor 17 Tahun 2013 lebih khusus pasal 59. Oleh karena PPDI kesandung prosedur hingga sampai saat ini belum diakui pemerintah, “Sehingga PPD RI lah yang tepat kami pilih,” tukas Hadi. (look)

Sabtu, 11 Januari 2014

Inflasi Pemkab Batang Cukup Tinggi


Batanghariandialog.com/Dialog – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah pada bulan November 2013 mengalami inflasi yang cukup tinggi sekitar 0,21%. Inflasi ini dihitung dari naiknya indeks harga konsumen dari 140,51 pada Oktober 2013 menjadi 140,81 pada November 2013. Hal ini seperti telah dicatat  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Bandoe Widiarto di Batang belum lama ini.
Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Kota Tegal, Jawa Tengah, yang merupakan benchmark peghitungan inflasi di kawasan tersebut, ujar Bandoe.
Untuk banding, di Kota Tegal sendiri pada bulan November 2013 mengalami deflasi sebesar 0,15%. Sementara setahun BPS Kabupaten Batang mencatat inflasi sebesar 8,37%, angka ini juga lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan Kota Tegal yang tercatat hanya sebesar 5,92%.
Selain itu, bagi pertumbuhan ekonomi eks Karesidenan Pekalongan pada tahun 2012 tercatat sebesar 5,25% meningkat dari pertumbuhan tahun 2011 yang tercatat sebesar 4,96%.” jelas Bandoe.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang pada tahun 2012 sebesar 5,02%, justru telah mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,26%. Maka perekonomian eks Karesidenan Pekalongan pada tahun 2013 mengalami perlambatan seiring dengan perlambatan ekonomi nasional.
Kami memperkirakan perekonomian hanya tumbuh pada kisaran 5,0%” ujar Bandoe.
Dalam upaya peningkatan perekonomian, Bandoe, meminta kepada sektor perbankan untuk melakukan penguatan intermediasi pada sektor-sektor produktif. Dengan demikian dana dari masyarakat dapat tersalurkan pada pihak yang membutuhkan. Pada akhirnya transmisi kebijakkan moneter akan berjalan lancar dalam perekonomian.
Terpisah, Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo mendorong Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Batang tidak hanya mengontrol inflasi untuk stabil, tetapi juga mengaplikasikan agar harga beras stabil. Dengan mengakomodasi dari panen masyarakat dan dikembalikan lagi ke masyarakat, kemandirian pangan Batang bisa tercapai. (kukuh)

Putusan Perda Miras Menegangkan


Batanghariandialog.com/Dialog – Rapat paripurna DPRD Batang, Jawa Tengah, untuk mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) pelarangan minuman keras (miras) baru-baru ini berlangsung mencekam. Pasalnya, saat rapat digelar, massa pro dan kontra Perda Miras berdemo di halaman gedung dan alun-alun Batang. Sejumlah 15 Anggota Fraksi PDI Perjuangan tidak hadir pada rapat paripurna tersebut.
Rapat paripurna dihadiri 30 dari 45 orang anggota dewan. Sejak pagi, massa pro-Perda Miras sudah memenuhi halaman Gedung DPRD Kabupaten Batang. Mereka berorasi mendukung anggota dewan untuk mengesahkan Perda Miras.
Massa pro-Perda terdiri dari Front Pembela Islam (FPI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Rifaiyah, Al-Irsyad, Tamir Masjid se-Batang dan gabungan pelajar. Selain itu juga Persatuan Perangkat Desa Republik Indonesia (PPDRI) dan GMPI juga ikut mendukung disahkannya perda miras.
Dalam orasinya, Ketua FPI Pekalongan, Abu Ayas, membandingkan berlakunya Perda Miras di Papua yang mayoritas penduduknya nonmuslim.
Amerika tidak mengirim bala tentaranya untuk menjajah Indonesia. Tapi mereka mengirim agen-agen membawa miras dan narkotika untuk merusak akhlak bangsa,” seru Ayas.
Masa pro-Perda membubarkan diri sekitar pukul 11.00 WIB. Sementara massa yang menolak Perda Miras ditahan aparat kepolisian di alun-alun, sampai perda selesai diketok. Massa dari para Pemandu Lagu (PL), PSK, pedagang miras, dan ormas yang menolak Perda langsung berorasi. Mereka memaki-maki anggota DPRD. Mereka menyesalkan kepercayaan yang sudah diberikan saat pembahasan rancangan perda. Karena sebelumnya mereka dijanjikan akan diakomodir aspirasinya dalan pengesahan perda.
Tidak hanya berorasi, massa kontra-Perda membakar atribut dan spanduk milik massa pro-Perda yang dipasang di sekitar gedung DPRD. Koordinator massa kontra-Perda Muhammad Nur Hasan, mengaku kecewa dengan aparat yang menahan mereka di alun-alun. Padahal sesuai jadwal, jam 10 mereka harus sudah masuk ke gedung DPRD. Hasan mengatakan, pihaknya ingin bertemu dengan massa pro-Perda untuk mencari titik temu. 
Saya capek dan kecewa. Kami ditahan terlalu lama di alun-alun. Ini tidak fair,” kata Hasan.
Kasubag Humas Polres Batang, AKP Makhsus mengatakan, Polres mengerahkan 520 personel dibantu Brimob Pekalongan. Mobil water canon juga disiagakan dari Polda Jateng untuk mengantisipasi aksi massa yang anarkis.
Alhamdulillah aksi demo baik pro dan kontra berjalan lancar. Tidak ada yang anarkis. Semoga masyarakat menghormati keputusan DPRD,” kata Makhsus.
Setelah disahkannya Perda Miras, Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan, pihaknya melarang digelarnya sweeping miras oleh ormas tertentu. Hanya aparat yang berhak melakukan penertiban. (kukuh)

Pemkot Pekalongan Bantah Ada Penyimpangan Rp. 60,9 M


Pekalonganhariandialog.com/Dialog – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, membantah adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa ada penyimpangan sebesar Rp 60,9 miliar seperti yang telah dirilis oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Fitra. Namun Pemkot Pekalongan mengakui adanya temuan BPK pada semester pertama di tahun 2013 lalu.
Sekretaris Daerah Pemkot Pekalongan, Dwi Arie Putranto, menjelaskan, temuan BPK sejak tahun 2005 hingga 2013 tercatat sebesar Rp 61,6 miliar dengan 215 temuan. Namun, temuan itu sepanjang tahun 2006 hingga 2013 telah ditindaklanjuti. Sehingga, sisa terakhir pada semester kedua tahun 2013 adalah Rp 2,8 miliar dengan 87 kasus.
Dana sebesar Rp 2,8 miliar itu hingga kini masih berupa piutang yang sulit ditagih, termasuk yang digunakan oleh mantan dan anggota DPRD Kota Pekalongan.
Rincian dari dana Rp 2,8 miliar tersebut adalah Rp 1,4 miliar terdapat pada pajak reklame dan restribusi masyarakat. Sedangkan Rp 561,6 juta, terdapat pada mantan dan anggota DPRD Kota Pekalongan, yang digunakan untuk biaya komunikasi. 
Kalau Rp 2,8 miliar ini tidak ditagih, maka setiap tahun akan menjadi temuan terus oleh BPK,” tandas Dwi.
Kepala Inspektorat Kota Pekalongan, Ning Indahsari menambahkan, dari dana Rp 2,8 miliar, ada sekitar Rp 600 juta yang menjadi piutang di 8 pasar tradisional. Nilai itu tersebar pada ratusan pedagang. 
Dana itu sulit ditagih, karena ada sebagian pedagang yang sudah tidak berdagang, “Intinya uang Rp 2,8 miliar itu tidak ada pada Pemkot,” ujar Ning.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan, Supriyadi, menegaskan bahwa Pemkot akan menyomasi rilis (rilis data yang tidak benar) Fitra Jawa Tengah tentang Kota Pekalongan yang menempati urutan dua dari 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah yang tertinggi dugaan penyimpangan anggarannya. (look)

Kamis, 02 Januari 2014

Mejeng di IBC Pekalongan


Sidorejo Nominasi Pelaksana Terbaik P2M-BG Tingkat Provinsi



Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Desa Sidorejo, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, baru-baru ini menjadi nominasi pelaksana terbaik Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender (P2M-BG) tingkat Provinsi Jawa Tengah, bersama dengan dua desa lain dari Pati dan Jepara.
Menjadi tiga besar dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, tentu “nggak baen-baen”. Demikian disampaikan Ketua Tim Penilai tingkat Provinsi Hayat Kustanto, SE.MM. 
Kepala Bapermasdes Provinsi Jawa Tengah, Drs. Khafid Supriyanto, MSi, melalui Hayat, menyampaikan P2M-BG bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga menuju kesejahteraan, kesetaraan dan keadilan melalui kegiatan lintas bidang pembangunan dalam penanganan penanggulangan kemiskinan.
Titik berat program ini pada peningkatan kondisi masyarakat mitra, status, kedudukan, partisipasi perempuan, peningkatan akses pendidikan, pengetahuan, ketrampilan serta peningkatan status derajat kesehatan masyarakat. Aspek yang diklarifikasi dalam penilaian pelaksana terbaik meliputi proses dan pelaksanaan perencanaan, hasil kegiatan yang dicapai dan dapat dinikmati oleh masyarakat, peran SKPD, peran pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan dan fasilitator di desa.
Sidorejo dipilih sebagai lokasi P2M-BG di Kabupaten Pemalang mendasari pada kondisi wilayah desa yang terletak di dataran rendah. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, pedagang dan jasa, dengan karakteristik kemiskinan yang membutuhkan cukup perhatian.
Bupati Pemalang, H.M. Junaedi, SH.MM. dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Ekbang dan Kesra Sekda Kabupaten Pemalang, menyatakan untuk keberhasilan program ini, telah dibentuk Tim Pelaksana P2M-BG di tingkat Kabupaten, Kecamatan maupun Desa. 
Pelaksanaan di tingkat desa menjadi tanggung jawab Kepala Desa dibantu lembaga kemasyarakatan dan fasilitator desa yang berasal dari penduduk Desa Sidorejo dan ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah di tingkat desa.
Bupati berharap, kepada Kepala Desa Sidorejo, Mundhofir, agar dapat meningkatkan gelora semangat masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan program ini di masa mendatang. 
Terpisah, Kepala Bapermas KB Kabupaten Pemalang, Slamet Masduki, SH.MH, menyatakan keterlibatan perempuan dalam program pemberdayaan telah memberikan kontribusi yang cukup baik dalam pembangunan. 
Sebagai wujud kepedulian dan apresiasi bagi mereka, Pemkab Pemalang membangun outlet di Ujunggede dan Moga untuk memasarkan hasil produk ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat baik P2M-BG maupun PNPM. (look)

Pencuri-Pencuri Telah Diciduk Polres Pemalang



Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Pelaku pembobol tower pemancar salah satu telepon seluler yang ada di dukuh Guci, Desa Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berhasil dibekuk jajaran petugas Polres Pemalang belum lama ini.
Aksi tersebut dilakukan tengah hari sekitar pukul 00:30 WIB dari laporan warga dan petugas langsung olah TKP dengan sigap menangkap si-pelaku aksi pembobol tower tersebut. Pelaku pembobol tower yakni Tasmono (40) warga Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang dan setelah kasusnya dikembangkan ditangkap pula Sutrisno alias Belang (35) warga Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Belang saat itu tahu dirinya TO kemudian bersembunyi di rumah temennya Desa Sima, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Petugas tidak kalah lihai, akhirnya Belang diciduk langsung dari tempat persembunyian. Kemudian teman aksi yang lain yakni Farhan bin Suja (34) warga Dusun Pamulihan, Desa/Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, ditangkap pula usai melaksanakan akad nikah di mempelai perempuan di Pekalongan.
Barang bukti dari kejahatan tersebut, yang disita oleh petugas adalah 1 buah gunting besi, 2 buah gergaji, 1 buah tanggem, 4 buah karung plastik, 2 buah tas, 2 unit HP dan 116 potong kabel panjang dengan diameter 1 cm, 3 cm dan 5 cm.
Terpisah, petugas Polres Pemalang juga berhasil meringkus pelaku curanmor yakni Imam Hidayat (Beruang) bin Abdul Rohim warga Kelurahan Pelutan, Kecamatan/Kabupaten Pemalang. Dari hasil pengembangan tersebut ditangkap pula Fahmi Amirillah (Ami) bin Masrukin warga Perum BTN Pemalang. Dari tangan Ami disita 1 unit sepeda motor Honda Supra X-125 Nopol G-6006-ZD. Saat penangkapan, plat nomor motor tidak terpasang.
Kemudian di waktu yang berbeda petugas Polres juga merangsek pencurian uang, gelas emas dan gelang imitasi yang terjadi di rumah milik korban Suyud bin Marjo warga Desa Mendelem RT.001 RW.006 Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
Dan ditangkap pula Tohirin kemudian Warno bin Tahyono yang ditangkap di wilayah Tangerang Banten, Jawa Barat. Saat itu pelaku sedang naik Mikrolet No.143 jurusan Cileduk-Cikokol. Sebagai barang bukti petugas menyita 1 unit HP, 3 buah gelang imitasi, 1 buah gelang emas.
Kembali, petugas meringkus pelaku pencurian di rumah warga (red.ybs tidak mau ditulis namanya) di Dukuh Bengkang RT.011 RW.002 Desa Mereng, Kecamatan Warungpring baru-baru ini.
Tersangka lain Bambang Karnoto (Noto) bin Dasmad dan Kardi bin Bassirun asal Dukuh Bengkang RT.013 RW.001 Desa Mereng, ditangkap di Jalan Ambo Tangerang Banten, Jawa Barat.
Para tersangka tersebut di atas saat ini lagi menikmati dinginnya malam tinggal di Hotel Prodeo Kabupaten Pemalang untuk menerima ganjaran yang telah diperbuat selama ini, merugikan dan meresahkan warga.
Kapolres Pemalang, Dedi Wiratmo SIK, menyampaikan beribu terimakasih dan apresiasi kepada warga masyarakat yang berpartisipasi serta berperan aktif membantu tugas kepolisian dalam meberantas kejahatan demi stabilitas kamtibmas di Kabupaten Pemalang yang kondusif, agar daya cegah terhadap segala bentuk gangguan dapat dioptimalkan.
“Kita harus memaksimalkan kembali kegiatan Siskamling yang dulu pernah berjalan,” tandas Dedi. (look)

Darman Tegal, Kurban Tragedi Bintaro



Tegal, hariandialog.com/Dialog – Tragedi maut kereta api di Bintaro Jakarta Selatan terulang lagi. Dulu KA versus KA (19/10/1987 menewaskan 156 orang) kali ini KRL versus Mobil Tangki Pertamina (9/12/2013 11:13 WIB), dan diantara korbannya adalah Darman Prasetyo (25) yang beralamat di Jalan Flores Baru IV RT.003 RW.011 No.37 Perum Pondok Martoloyo, Panggung, Tegal Timur, Jawa Tengah.
Jerit tangis histeris Reza Restianingsih istri Darman sang Masinis Commuter Line 1131 Serpong-Tanah Abang dan duka keluarga membuat suasana berkabung di Perum Pondok Martoloyo ini menghanyutkan kesedian yang dalam. Kerabat dan tetangga berkumpul penuh dengan pandangan kosong dan haru, tidak ada sepatah kata pun yang bisa dilontarkan. Hidup dan mati memang kuasa Illahi.
Air mata Reza terus mengucur dari dua kelopak matanya yang redup, kini si bocah yang baru berusia 2 tahun, Fariz Saifullah, anak tunggal Darman ini menjadi yatim semenjak maut merenggut Darman belum lama ini.
Berita duka diterima pertama kali dari kedatangan 2 (dua) pegawai PT. KAI Tegal sekitar pukul 16.00 WIB mengabarkan bahwa Darman meninggal dalam tragedi di perlintasan Bintaro Permai. Seketika susana histeris pun pecah dan tidak bisa dibendung setelah mendengar kepergian Darman yang jebolan SMKN 3 Tegal untuk selamanya.
 “Darman anaknya supel dalam bergaul dan sayang pada keluarga,” ujar Djoko sepupu Darman.
Sebelumnya, setiap sepekan sekali, di hari Sabtu, Darman selalu pulang menjenguk keluarga. Pulang terakhir kali ke Tegal yaitu Sabtu (7/12) dan pergi lagi ke Jakarta hari Minggu (8/12) dan selamanya tidak kembali. Dan jasad Darman akan dimakamkan di tempat kelahiran Purworejo, Jawa Tengah.
Korban meninggal Tragedi Bintaro antara lain; Darman Prasetyo (25 th) Masinis, Sofyan Hadi (20) Petugas Pelayanan KRL, Agus Suprapto (24) Asisten Masinis, Rosa Kesauliya (73) Penumpang dan Yuni (16) Pengguna Jasa.
Korban luka-luka lain adalah di RS Fatmawati (10 orang), RSI Bintaro (6 orang), RSPP (5 orang), RS Dr Suyoto (65 orang).
Kronologi, saat itu truk tangki di Pondok Betung Jakarta Selatan berukuran 24 ribu liter jenis premium terseret sampai 30 meter, dan ketika kereta terhenti terjadi ledakan keras, mirip ledakan bom. Semburan gas api yang disertai suara persis ledakan cukup keras tersebut membuat miris warga sekitar. Dan api membakar habis truk tangki. Gerbong paling depan KRL bernomor KI 1 10 12 ikut terbakar dan banyak penumpang yang terjebak sesaat dan tiga orang di ruang masinis tidak selamat.
KRL ini sebenarnya baru saja berangkat dari stasiun Pondok Ranji, Tangsel hendak menuju ke stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menjelang TKP tampak truk tangki pertamina berada ditengah rel dan tragedi maut itu tidak bisa dihindar. Truk tertubruk dari sebelah kiri. Saat itu kecepatan KRL diperkirakan 70 km per jam. TKP kali ini tidak begitu jauh dengan TKP Bintaro kelabu 26 tahun lalu. (look)

Kepala UPT Diduga Menjadi Otak Perampokan



Pekalongan, hariandialog.com/Dialog – Keterlibatan kepala UPT Buaran Dindik Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, atas dasar pengakuan pelaku aksi perampokan yang telah diciduk anggota Satreskrim Polsek Buaran dan Reskrim Polresta Pekalongan, bahwa Kepala UPT tersebut adalah otak dari peristiwa perampokan.
Waruji (40) dan Suparyo (42) keduanya warga Desa Dororejo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, di hadapan polisi berkicau bahwa sehari sebelum perampokan Sri Haryanti warga Desa Kampil, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, yang menjabat sebagai Kepala UPT Buaran Dindik Kabupaten Pekalongan bertemu dengan pelaku menawarkan pekerjaan perampokan di kantornya kepada korban. 
Sampai tiga kali Sri menghubungi pelaku menanyakan tentang kesiapannya sebelum aksi tersebut dilancarkan, ujarnya.
Akhirnya aksi dilaksanakan di siang bolong pukul 11.45 WIB. Pelaku dan Sri saling konfirmasi mengenai situasi dan kondisi kantor, aman apa tidak aman. 
Saat kejadian, hanya ada tiga orang yang berada di kantor yaitu Kepala UPT Sri Haryanti, bendahara dan salah satu stafnya.
Perampok masuk lalu menodongkan golok tajam ke ketiga orang yang ada di kantor dan dengan sigap perampok mengambil tas milik bendahara serta mengambil tiga HP. 
Selang tiga mingguan pelaku baru bisa diciduk oleh Satreskrim Polsek Buaran dan Reskrim Polresta Pekalongan Kota. Pelaku Waruji dan Suparyo diciduk di rumah masing-masing dini hari 03.00 dan 03.15 WIB. Dari tertangkapnya pelaku setelah dikembangkan kasusnya, ternyata otak dari perampokan ini adalah Sri.
Kemudian Sri pun dimintai keterangan di Polresta Pekalongan atas pengakuan Waruji dan Suparyo. Dari bukti SMS yang ada diketahui adanya keterlibatan Kepala UPT Buaran tersebut. Dan barang bukti yang diamankan oleh petugas Reskrim Polresta Pekalongan antara lain tas milik bendahara UPT, uang tunai Rp.4 juta dan 3 buah HP Nokia.
Kapolresta Pekalongan Rifki SIK melalui Kapolsek Buaran AKP Agus Riyanto yang diwakilkan Kanit Reskrim AIPTU Suharto menjelaskan bahwa kedua pelaku aksi akan dikenai pasal 365. Dan pasal 365 ayat 55, ayat 56, untuk otak aksi perampokan (Sri) dengan ancaman hukuman 7 tahun kurungan. (kukuh)