Balai Desa Blendung yang disegel dan dicorat-coret oleh warga saat unjuk rasa kemarin Senin (12/8). (foto: dialog/look)
Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Puluhan warga Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang didominasi ibu-ibu berdemo unjukrasa ke balai desa dan ke pintu masuk wisata pantai Blendung kemarin Senin (12/8) menuntut sebuah keterbukaan, kejujuran dan keadilan yang berkapasitas hukum.
Aksi unjuk rasa yang berjalan singkat ini dipicu oleh karena Kepala Desa Rumyati yang tidak kondusif segala birokrasi pemerintahan desa ditangani oleh suaminya Rum. Padahal Suyik (suami Rumyati) di Desa blendung kedudukannya hanya rakyat jelata biasa, bukan pamong praja atau aparat desa.
Selain itu, Suyik terlalu banyak ikut campur dan intimidasi terhadap masyarakat Desa Blendung. Akhirakhir ini pun diduga telah melakukan berbagai tindakan teror ke warga, ujar salah satu warga yang tidak mau disebut namanya saat itu.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut balai desa sempat disegel oleh warga, dan berbagai coratcoret peringatan dan hujatan kepada yang bersangkutan suami istri Suyik dan Rumyati. Diantara tulisan tersebut berbunyi; BUKA MODAR (jika balai desa tersebut dibuka maka akan terjadi bencana bahkan nyawa bisa melayang, red).
Pemicu lain yakni adanya ijin cuti ke luar kota dari Rumyati pada hari tersebut, hari kerja pertama usai idul fitri. Setelah dicrosscheck ijin tersebut ternyata tidak ada, “Katanya ijin ke luar kota tapi kok kenyataannya ada di rumah saja. Usai demo Rumyati juga menengok balai desa. Itu artinya Rumyati mulai mencoba berbohong kepada warga,” lanjut warga tersebut.
Kemarahan warga yang memuncak ini dipicu oleh karena dilantiknya Rumyati oleh Bupati Pemalang H Junaedi SH MH pada (19/7) di Pendopo Kabupaten disinyalir karena kasus cacat hukum pilkades Desa Blendung belum selesai, masih dalam koridor ranah hukum.
“Kenapa Bupati keburu-buru melantik Rumyati. Padahal PN Pemalang dan PTUN Semarang belum ketuk palu vonis putusan. Hal inilah yang membakar api emosi pengunjuk rasa,” tegasnya kemudian.
Terpisah, Kapolsek Ulujami AKP Giyatno melalui Waluyo membenarkan adanya demo yang didominasi oleh ibuibu tersebut, akan tetapi tidak terjadi tindakan anarkis atau perusakan. Hanya corat coret dan penyegelan di balai desa dengan bambu yang di palangpalang rapat pintu lalu dipaku, jelasnya kepada Dialog. Sampai berita ini diturunkan Rumyati selaku kepala desa belum bisa dikonfirmasi. (look)
MAS BRO IZIN COPAS UNTUK https://www.facebook.com/groups/desaketapang/
BalasHapus