Tegal, hariandialog.com/Dialog – Tragedi maut kereta api di Bintaro Jakarta Selatan terulang lagi. Dulu KA versus KA (19/10/1987 menewaskan 156 orang) kali ini KRL versus Mobil Tangki Pertamina (9/12/2013 11:13 WIB), dan diantara korbannya adalah Darman Prasetyo (25) yang beralamat di Jalan Flores Baru IV RT.003 RW.011 No.37 Perum Pondok Martoloyo, Panggung, Tegal Timur, Jawa Tengah.
Jerit tangis histeris Reza Restianingsih istri Darman sang Masinis Commuter Line 1131 Serpong-Tanah Abang dan duka keluarga membuat suasana berkabung di Perum Pondok Martoloyo ini menghanyutkan kesedian yang dalam. Kerabat dan tetangga berkumpul penuh dengan pandangan kosong dan haru, tidak ada sepatah kata pun yang bisa dilontarkan. Hidup dan mati memang kuasa Illahi.
Air mata Reza terus mengucur dari dua kelopak matanya yang redup, kini si bocah yang baru berusia 2 tahun, Fariz Saifullah, anak tunggal Darman ini menjadi yatim semenjak maut merenggut Darman belum lama ini.
Berita duka diterima pertama kali dari kedatangan 2 (dua) pegawai PT. KAI Tegal sekitar pukul 16.00 WIB mengabarkan bahwa Darman meninggal dalam tragedi di perlintasan Bintaro Permai. Seketika susana histeris pun pecah dan tidak bisa dibendung setelah mendengar kepergian Darman yang jebolan SMKN 3 Tegal untuk selamanya.
“Darman anaknya supel dalam bergaul dan sayang pada keluarga,” ujar Djoko sepupu Darman.
Sebelumnya, setiap sepekan sekali, di hari Sabtu, Darman selalu pulang menjenguk keluarga. Pulang terakhir kali ke Tegal yaitu Sabtu (7/12) dan pergi lagi ke Jakarta hari Minggu (8/12) dan selamanya tidak kembali. Dan jasad Darman akan dimakamkan di tempat kelahiran Purworejo, Jawa Tengah.
Korban meninggal Tragedi Bintaro antara lain; Darman Prasetyo (25 th) Masinis, Sofyan Hadi (20) Petugas Pelayanan KRL, Agus Suprapto (24) Asisten Masinis, Rosa Kesauliya (73) Penumpang dan Yuni (16) Pengguna Jasa.
Korban luka-luka lain adalah di RS Fatmawati (10 orang), RSI Bintaro (6 orang), RSPP (5 orang), RS Dr Suyoto (65 orang).
Kronologi, saat itu truk tangki di Pondok Betung Jakarta Selatan berukuran 24 ribu liter jenis premium terseret sampai 30 meter, dan ketika kereta terhenti terjadi ledakan keras, mirip ledakan bom. Semburan gas api yang disertai suara persis ledakan cukup keras tersebut membuat miris warga sekitar. Dan api membakar habis truk tangki. Gerbong paling depan KRL bernomor KI 1 10 12 ikut terbakar dan banyak penumpang yang terjebak sesaat dan tiga orang di ruang masinis tidak selamat.
KRL ini sebenarnya baru saja berangkat dari stasiun Pondok Ranji, Tangsel hendak menuju ke stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menjelang TKP tampak truk tangki pertamina berada ditengah rel dan tragedi maut itu tidak bisa dihindar. Truk tertubruk dari sebelah kiri. Saat itu kecepatan KRL diperkirakan 70 km per jam. TKP kali ini tidak begitu jauh dengan TKP Bintaro kelabu 26 tahun lalu. (look)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar