Walau musim pelanggaran, petani Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tetap eksis bertanam padi dengan pengairan dari irigasi Bendungan Sokowati.
(foto: look/Dialog).
Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Menurut kepala BMKG Tegal, Nurjaman, untuk wilayah eks Karesidenan Pekalongan yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang, pada Oktober ini sudah masuk musim pancaroba. Yang semula hujan diperkirakan turun awal Oktober mundur ke pertengahan November depan, hal ini oleh karena pengaruh siklon tropis. Hampir rata, untuk wilayah Pantura tersebut mengalami kekeringan dan kekurangan air.
“Agar semua pihak menghemat dalam pemakaian air yang tidak perlu,” ujar Nurjaman.
Walaupun musim tanam padi Oktober tahun 2013 ini adalah pelanggaran musim tanam, karena di sana sini sawah kering kerontang. Namun bagi petani Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, bukan halangan. Mereka tetap eksis menanam padi tanpa ada ketakutan kekurangan air. Pada kenyataan di lapangan air meruah.
Menurut Heri Kisnanto, Kepala Desa Karangasem periode ke-2 ini menjabarkan, “Petani serempak telah tanam sejak satu bulan yang lalu.” Pengairan sawah dilakukan dengan irigasi dari Bendungan atau Pintu Sokowati Pemalang. Petani tidak masalah dengan musim kemarau panjang yang melanda wilayah Pantura sehingga pada gagal panen di tempat lain.
“Seratus hektar lebih sawah secara serentak tanam, satu bulan yang lalu,” ujar Mas Heri panggilan akrab. Kendala secara umum seperti serangan hama tikus masih bisa di atasi dengan grebeg secara kontinue hingga panen tiba.
Karangasem panen padi tiga kali dalam satu tahun karena tidak mengandalkan air tadah hujan, melainkan dengan irigasi Pintu Sokowati. Musim panen sebelumnya, menurut Mas Heri, termasuk sukses luar biasa, keluar 6 ton lebih gabah kering, dengan nilai tebas padi di sawah 21-24 juta per hektar. (look)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar