KH Nurzain Ismail HS pada Acara
Khoul Wali Gendhon (Muhammad Ashral) ke-54 di Dukuh Kauman Selatan,
Desa/Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. (foto: Dialog/look)
Pekalongan, hariandialog.com/Dialog – Indonesia
Merdeka berkat dari orang-orang yang makan gembili, ujar KH Nurzain Ismail HS
pada Acara Khaul Wali Gendhon (Syekh Mohammad Ashral) ke-54 di Dukuh Kauman
Selatan, Desa/Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, baru-baru
ini (23/3).
Indonesia merdeka pada tahun
1945 bukan semata-mata didapat dari sebuah tembakan senapan atau tajamnya
sebilah bambu runcing, akan tetapi karena andil besar para waliullah yang pada
saat itu, yang sukanya makan gembili. Seperti halnya Syekh Mohammad Ashral
biasa disebut Mbah Wali Gendhon juga suka makan gembili dan atau jenis-jenis
polowijo lain, lanjut Nurzain.
Ribuan Jam’iyah Wali Gendhon berkumpul
dari jauh hanya menunggu gembili (polowijo), ini bukan musrik tetapi kita
mengenang makanan kesukaan Mbah Wali Gendhon dan ngalap manfaat kharomah karena
seorang wali telah diberi kelebihan oleh Allah SWT.
“Polowijo adalah makanan para
aulia,” tandasnya.
Wali Gendhon selain jebolan
Ponpes Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, asuhan Kyai Munir kala itu. Ia
juga pejuang pada jaman masa kolonial Belanda. Dengan caranya sendiri dan
seorang diri berhasil membubarkan Markas Belanda yang berada di Kaliwadas
Kesesi. Akhirnya nama Wali Gendhon pun saat itu menjadi perhitungan bagi serdadu-serdadu
Belanda.
Acara Khaul Wali Gendhon ke-54
yang digelar sejak pukul 07.00 WIB ini dihadiri oleh puluhan ribu warga Kesesi
dan warga luar daerah Pekalongan tumpah ruah, walau jalan menjadi macet kiloan
meter, tetapi acara berjalan lancar.
Pada acara puncak, warga
berebut makanan yang terdiri dari berbagai jenis polowijo. Mereka ngalap berkah
dan barokah dari polowijo yang dibagi-bagikan ke pengunjung oleh panitia dan
Nurzain, lepas dari kemusrikan, semua karena kekuasaan Allah Taala.
“Agenda ini rutin
diselenggarakan tiap tahun pada Bulan Jumadil Awal Hijriyah pada hari Minggu
Legi,” ujar Muhammad Arifin RS, pengelola makam Wali Gendhon, adalah cicit
kemenakan dari Syekh Mohammad Ashral.
Pelaksanaan kegiatan kali ini
didanai dari swadaya Jam’iyah Wali Gendhon, termasuk yang berada di luar daerah
jauh seperti yang di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, juga ikut
andil besar dalam lancarnya acara tersebut, tambah Arifin. (lukman)