Hj. Kholidah (foto: dialog)
Pekalongan, hariandialog.com/Dialog (18/7) - Mantan Kades Desa Pagumenganmas, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Hj Kolidah yang hendak maju dalam kancah pesta demokrasi Pilkades depan (15/9) banyak menuai kritik dan terpaan masalah untuk menggulingkan Semangat Kartini yang sudah tertanam dalam dirinya.
“Biarlah masyarakat yang menilai. Dinilai buruk silahkan, dinilai baik yang alhamdulillah. Masyarakat punya hak menilai dan bicara. Saya tidak perlu komentar atau ambil hak jawab atau hak bicara. Semua sudah tahu yang pernah saya perbuat untuk kemajuan desa. Selama ini ini saya berjuang untuk kemajuan Desa Pagumenganmas,” ujar kholidah pada dialog (13/7).
Hembusan tuntutan yang ditiupkan dituju ke Kholidah mengenai dugaan mendirikan bangunan rumah pribadi permanen di atas bondho deso (aset desa), penyaluran dana untuk orang jompo belum terealisasi, tukar guling aset desa dengan lahan SMP Negeri 1 Karangdadap, dan tidak adanya open management. Sekelompok masyarakat yang menamakan diri front atau paguyuban masyarakat tetap menuntut pertanggungjawaban Kholidah, seperti halnya terjadi yang lalu (20/6) di balai desa saat Perda turun.
Semua sudah dijawab dengan gamblang dan jelas. Adapun jika ada masyarakat yang tidak puas dan memang saat itu waktunya tidak cukup untuk ramah tamah, silahkan pertanyaannya ditulis dan diusulkan ke desa. Saya siap menerima putusan warga, maunya apa, jelas Kholidah.
Pagumenganmas ditampuk kepemiminannya pembangunan infrastruktur maju pesat seperti telah dibangunnya saluran irigasi dengan terbangun empat bendungan air. Pembayaran pajak lunas terus tidak seperti sebelumnya. Dan sekitar 60 rumah yang tidak layak huni sudah dibenahi alias di Pagumengan tidak ada lagi rumah yang tidak layak huni. “Walau pun pendapatan desa rendah karena penduduk 80% mata pencaharian sebagai buruh tani, akan tetapi sekarang angka pengangguran sudah tidak ada.”
Di bawah Kartini muda ini, untuk program plesterisasi desa sukses seratus persen. Dan segudang kegiatan yang tidak mungkin dijabarkan satu persatu. Jalan desa yang dahulu makadam sekarang sudah aspal. Masalah kerusakan itu karena tanah jalan masih labil. Desa tetangga pun mengalami hal sama. Tidak di sini saja. Yang penting masyarakat sudah tahu semua, tuturnya pada dialog. (look/kukuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar