Pemalang, hariandialog.com/Dialog – Desa Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang adalah salah satu desa tertinggal di Pemalang yang 90% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Oleh karena itu, hal ini menjadi pekerjaan rumah dan tantangan untuk menjadikan Desa Kebagusan agar lebih maju dan ucapkan selamat tinggal Desa Tertinggal, ujar Kepala Desa Kebagusan H Suwaryo (30/5) kemarin pada Dialog di kediamannya.
“Untuk mengatasi kesenjangan
(ketimpangan) ekonomi masyarakat diperlukan upaya menggalang dan menggali
sumber daya agar tidak ada lagi muncul angka pengangguran. Upaya yang perlu
dilakukan adalah usaha pembangunan nyata yang segera dilaksanakan, adalah
mencetak desa menjadi swasembada pangan. Jangan sampai kejadian seperti tahun
lalu terulang lagi 100 hektar sawah padi gagal panen, kerugian mencapai 1,5
milyar lebih karena sistem irigasi tidak berfungsi total. Sawah kekeringan dan menjadi
puso. Mulai akhir bulan Juni ini, gagal panen tidak akan terulang lagi. Bahkan
petani Desa Kebagusan dapat menikmati panen 3x dalam setahun,” lanjut Suwaryo.
Hal ini akan diinisiatif dan juga diprakarsai oleh kepala desa dengan membuat
proyek penyedotan air langsung dari Sungai Comal untuk dialirkan ke sawah
selaus 100 hektar. Selain panennya bisa 3x, yang biasanya cuma satu kali dan
satu kalinya kekeringan (pelanggaran) kini petani bisa segera menuju desa
swasembada pangan. Teknisnya, Suwaryo akan membuat penampungan air di dekat
sungai dengan penyedotan 3 mesin diesel kekuatan 28 peka secara bergantian
kemudian dibuat drainase kemudian dialirkan ke sawah langsung. Upaya ini sudah
disampaikan ke Bupati Pemalang H Junaedi SH MM dan anggaran biaya yang
diperlukan sudah disampaikan, jauh-jauh hari. Kata Bupati harus bikin proposal
lalu diajukan ke Pemkab dan akan segera diproses. Di lapangan, kondisi tidak
mau ditawar harus segera dibuat proyek penyedotan. Oleh karena itu Suwaryo
sebagai pencetus gagasan ini akhirnya terpaksa harus merangkap sebagai sponsor
dana untuk suksesnya proyek ini sambil menunggu dana pemerintah keluar.
“Saya ingin selama menjadi kepala
desa bermanfaat dan meninggalkan sebuah karya nyata untuk masyarakat. Saya
tidak mencari keuntungan sepersenpun, hanya mengabdi dan mengadi pada rakyat,”
ujar Suwaryo.
Keuntungan lain dari proyek
penyedotan air langsung dari Sungai Comal ini menguntungkan petani dan
masyarakat luas di Kebagusan, sebab nantinya jika musim kemarau tiba sumur
tidak akan kekeringan oleh karena ada resapan air dari jaringan irigasi desa.
Jadi bukan uang satu setengah milyar saja yang terselamatkan akan tetapi
seluruh warga akan menikmati dapak posistifnya juga. Dan segera menuju
swasembada pangan. (look/kuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar